ZURICH--Sepak bola akan terus tergantung pada keputusan manusia bila terjadi sengketa gol, setelah para pembuat peraturan pertandingan menolak penggunaan video dan teknologi chip di masa mendatang.
Dewan Persatuan Sepak Bola Internasional (IFAB) memutuskan untuk menolak dua sistem yang diusulkan hari Sabtu (6/3), dan mengatakan IFAB tidak akan mengambil risiko mengorbankan unsur manusia dalam olahraga tersebut.
"Ini merupakan akhir penggunaan potensial teknologi dalam sepak bola," ujar Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Jerome Valcke, kepada wartawan setlah pertemuan IFAB seperti dikutip Reuters, Ahad (7/3). "Teknologi mestinya tidak memasuki pertandingan dan itu merupakan pernyataan dewan."
FIFA selama ini mendapat tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan beberapa bentuk teknologi guna menghapus semacam kesalahan yang secara reguler ditonjolkan dalam tayangan ulang televisi dari berbagai sudut.
Kasus yang paling menonjol baru-baru ini ialah 'handsball' jelas yang dilakukan pemain penyerang Prancis Thierry Henry. Henry membantu terciptanya gol yang membuat timnya lolos ke putaran Piala dunia di Afrika Selatan dengan mengorbankan Irlandia.
Kira-kira beberapa menit setelah keputusan IFAB diumumkan, gol Birmingham City dianulir dalam pertandingan Piala FA melawan Portsmouth ketika tayangan ulang menunjukkan bola telah melintasi garis gawang.
Valcke mengatakan, IFAB telah memutuskan untuk menangguhkan keputusan mengenai peranan lebih besar petugas keempat dan mengenai apakah akan memperkenalkan dua hakim garis tambahan--satu hakim garis di belakang masing-masing tiang gawang--untuk membantu wasit. Kedua usul itu kini akan dibahas pada pertemuan luar biasa IFAB bulan Mei.
IFAB, yang didirikan tahun 1886 dan dipandang sebagai penegak peraturan pertandingan, terdiri atas para wakil dari Persatuan Sepak Bola (FA) Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, yang masing-masing mempunyai satu suara. FIFA mempunyai empat suara dan mayoritas suara 75 persen diperlukan untuk mensahkan setiap usul.
Jonathan Ford, kepala eksekuif FA Wales, mengatakan perdebatan-perdebatan mengenai gol ketiga Inggris saat mereka menang 4-2 dari Jerman Barat pada final Piala Dunia 1966 merupakan bagian dari pertandingan.
"Unsur manusia dalam pertandingan merupakan komponen menentukan," kata Ford. "Ini merupakan hal yang pada akhirnya mengakhiri perdebatan. Itulah indahnya pertandingan dan yang terus dibicarakan orang di warung-warung kopi setelah itu."
IFAB melakukan keputusan tersebut setelah menyaksikan presentasi dua sistem--Cairos, yang menggunakan chip yang dimasukkan dalam bola, dan Hawkeye, yang sekarang ini digunakan pada tenis dan cricket.
"Sistem tersebut dipetieskan dua tahun lalu, dan kini suatu keputusan dibuat untuk menghentikannya," kata Valcke. "Bila Anda memulai dengan garis gawang, maka setiap bagian lapangan akan menjadi ruangan potensial di mana Anda akan menggunakan video. Kami juga berusaha menghindari banyak banyak cara menghentikan pertandingan."
Setiap pertandingan di putaran final Piala dunia tahun ini, kata Valcke, akan diliput oleh 32 kamera yang ditempatkan di titik-titik yang berbeda di sekitar lapangan.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/105852/teknologi-video-ditolak-dalam-sepakbola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar